Struktur Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani proteios
yang berarti "barisan pertama". Kata yang diciptakan oleh Jons J.
Barzelius pada tahun 1938 untuk menekankan pentingnya golongan ini. Struktur
protein merupakan sebuah struktur biomolekuler dari suatu molekul protein.
Setiap protein, khususnya polipeptida merupakan suatu polimer yang merupakan
urutan yang terbentuk dari berbagai asam L-α-amino (urutan ini juga disebut
sebagai residu). Perjanjiannya, suatu rantai yang panjangnya kurang dari 40
residu disebut sebagai sebagai polipeptida, bukan sebagai protein. Protein
memegang peranan penting dalam hampir semua proses biologi. Protein merupakan
komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel
itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan
berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Untuk
dapat melakukan fungsi biologis, protein melipat ke dalam satu atau lebih
konformasi spasial yang spesifik, didorong oleh sejumlah interaksi non-kovalen
seperti ikatan hidrogen, interaksi ionik, gaya van der Waals, dan sistem
kemasan hidrofobik. Struktur tiga dimensi perotein sangat diperlukan untuk
memahami fungsi protein pada tingkat molekul. Struktur protein bervariasi dalam
hal ukuran, dari puluhan hingga ribuan residu. Protein diklasifikasikan
berdasarkan ukuran fisik mereka sebagai nanopartikel (1-100 nm). Sebuah protein
dapat mengalami perubahan struktural reversibel dalam menjalankan fungsi
biologisnya. Struktur alternatif protein yang sama disebut sebagai konformasi.
Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O,
dan senyawa nitrogen. Hewan yang makan tumbuhan merubah protein nabati menjadi
protein hewani. Di samping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh. Protein
juga digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat
dan lemak. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah
sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang
0,3%, dan fosfor 0,3%. Asam amino merupakan unit dasar struktur protein. Suatu
asam aminoα terdiri dari gugus amino, gugus karboksil, atom H dan gugus R
tertentu yang semuanya terikat pada atom karbon α . Atom karbon ini disebut α
karena bersebelahan dengan gugus karboksil (asam). Gugus R menyatakan rantai
samping.
Larutan asam amino pada pH netral terutama
merupakan ion dipolar (zwitterion), bukan molekul tak terionisasi. Dalam bentuk
dipolar, gugus amino berada dalam bentuk proton ( ) + 3 NH dan
gugus karboksil dalam bentuk terdisosiasi ( COO ) - . Status ionisasi suatu asam amino
bervariasi tergantung pada pH. Dalam larutan asam (misalnya pH 11), gugus
karboksil dalam bentuk tak terionisasi (-COOH) dan gugus
amino dalam bentuk terionisasi ( ) + 3 NH .
Dalam larutan alkali (misalnya pH 1) gugus karboksil dalam bentuk terionisasi ( COO ) - dan gugus
amino dalam bentuk tak terionisasi (-NH2). Glisin mempunyi pK gugus karboksil
sebesar 2,3 dan pK gugus amino sebesar 9,6. Jadi, titik tengah ionisasi pertama
adalah pada pH 2,3 dan untuk ionisasi kedua pada pH 9,6.
Susunan tetrahedral dari empat gugus yang
berbeda terhadap atom karbon α menyebabkan asam amino mempunyai aktivitas
optik. Dua bentuk bayangan cermin disebut isomer L dan isomer D. Protein hanya
terdiri dari asam amino L, sehingga tanda isomer optik dapat diabaikan saja dan
dalam pembahasan protein selanjutnya asam amino yang dimaksud ialah isomer L,
kecuali bila ada penjelasan.
Umumnya pada protein ditemukan 20 jenis
rantai samping yang bervariasi dalam ukuran, bentuk muatan, kapasitas
pengikatan hidrogen dan reaktivitas kimia. Susunan protein pada semua spesies
mulai dari bakteri sampai manusia dibentuk dari 20 asam amino yang sama dan
tidak pernah berubah selama evolusi. Keanekaragaman fungsi yang diperantarai
oleh protein dimungkinkan oleh keragaman susunan yang dibuat dari 20 jenis asam
amino ini sebagai unsur pembangun. Asam amino yang paling sederhana ialah
glisin, yang hanya mempunyai satu atom hidrogen sebagai rantai samping (Gambar
2.4). Asam amino berikut adalah alamin, dengan gugus metil sebagai rantai
samping. Rantai samping hidrokarbon yang lebih besar (tiga dan empat karbon)
ditemukan pada valin, leusin dan isoleusin. Rantai samping alifatik yang lebih
besar ini bersifat hidrofobik, menolak air dan cenderung membentuk kelompok.
Sebagaimana akan dibahas kemudian, struktur tiga dimensi protein yang larut
dalam air akan menjadi stabil oleh rantai samping hidrofobik yang berkelompok
untuk menghindari kontak dengan air. Perbedaan ukuran dan bentuk rantai samping
hidrokarbon ini memungkinkan protein untuk membentuk struktur yang ringkas dan
kompak yang berlubang-lubang.
A. STRUKTUR PROTEIN PRIMER, SEKUNDER DAN
TERSIER
Pada
pembahasan arsitektur protein digunakan pembagian empat tingkatan struktur.
Struktur primer adalah urutan asam amino. Struktur sekunder berhubungan dengan
pengaturan kedudukan ruang residu asam amino yang berdekatan dalam urutan
linier. Pengaturan sterik ini memberi struktur periodik. Heliks- α dan untai- b menunjukkan struktur sekunder. Struktur
tersier menggambarkan pengaturan ruang residu asam amino yang berjauhan dalam
urutan linier dan pola ikatan-ikatan sulfida. Perbedaan antara struktur
sekunder dan struktur tersier tidaklah terlalu jelas. Di samping itu dikenal
juga adanya struktur kuarterner dan struktur super sekunder yang akan dibahas
sekilas di bagian ini.
1. Struktur Primer
Pada tahun 1953, Frederick Sanger
menentukan urutan asam amino insulin, suatu hormon protein. Hal ini merupakan
peristiwa penting karena pertama kali memperlihatkan dengan tegas bahwa protein
mempunyai urutan asam amino yang tertentu yang tepat. Urutan asam amino inilah
yang kemudian dikenal sebagai struktur primer. Selain itu juga diperlihatkan
bahwa insulin terdiri dari hanya asam amino L yang saling berhubungan melalui
ikatan peptida antara gugus amino- α dan gugus karboksil- α prestasi ini
merangsang peneliti lain untuk mempelajari urutan asam amino berbagai protein.
Saat ini telah diketahui urutan asam amino yang lengkap lebih dari 10.000
protein. Fakta yang menyolok menyatakan bahwa tiap protein mempunyai urutan
asam amino yang khas dengan urutan yang sangat tepat. Pada protein, gugus
karboksil- α asam amino terikat pada gugus aminoα asam amino lain dengan ikatan
peptida (disebut juga ikatan amida). Pada pembentukan suatu dipeptida dari dua
asam amino terjadi pengeluaran satu molekul air yang dapat dilihat pada Gambar
2.5. Keseimbangan reaksi ini adalah ke arah hidrolisis tidak pada sintesis.
Oleh sebab itu, biosintesis ikatan peptida memerlukan energi bebas, sebaliknya
hidrolisis ikatan peptida secara termodinamika bersifat eksergonik.
Banyak asam amino yang berikatan melalui
ikatan peptida membentuk rantai polipeptida yang tidak bercabang (Gambar 2.7).
Satu unit asam amino dalam rantai polipeptida disebut residu. Rantai
polipeptida mempunyai arah sebab unit penyusun mempunyai ujung yang berbeda,
yaitu gugus amino- α dan gugus karboksil- α . Berdasarkan kesepakatan, ujung
amino diletakkan pada awal rantai polipeptida; berarti urutan asam amino dalam
rantai polipeptida ditulis dengan diawali oleh residu aminoterminal. Pada suatu
tripeptida Ala-Gly-Trp (AGW), alanin merupakan residu aminoterminal dan
Triptofan merupakan residu karboksil-terminal. Harus diperhatikan bahwa
Trp-Gly-Ala (WGA) merupakan tripeptida yang berbeda.
Rantai polipeptida terdiri dari bagian yang
berulang secara beraturan yang disebut rantai utama, dan bagian yang
bervariabel yang membentuk rantai samping (). Rantai utama kadang-kadang
disebut tulang punggung. Kebanyakan rantai polipeptida di alam mengandung
antara 50 sampai 2000 residu asam amino. Berat molekul rata-rata residu asam
amino adalah 110, berarti berat molekul rantai polipeptida adalah antara 5.500
dan 220.000. Massa protein dapat juga dinyatakan dalam dalton; satu dalton sama
dengan satu unit massa atom. Suatu protein dengan berat molekul 50.000
mempunyai massa 50 kd (kilodalton).
Sejumlah protein mempunyai ikatan
disulfida. Ikatan disulfida antarrantai maupun di dalam rantai terbentuk oleh
oksidasi residu sistein. Disulfida yang dihasilkan adalah sistein (Gambar 2.8).
Protein intra sel umumnya tidak mempunyai ikatan disulfida, sedangkan protein
ekstrasel sering mempunyai beberapa. Ikatan lintas non-belerang yang berasal
dari rantai samping lisin ditemukan pada beberapa protein. Misalnya, serat kolagen
dalam jaringan ikat diperkuat dengan cara ini, sama seperti fibrin pada
pengumpulan darah.
2. Struktur Sekunder
Dapatkah suatu rantai polipeptida berlipat
membentuk struktur reguler yang berulang? Untuk menjawab pertanyaan ini,
Pauling dan Corey mempelajari berbagai kemungkinan konformasi polipeptida
dengan membuat model-model molekul. Mereka sangat mentaati hasil pengamatan
sudut ikatan dan jarak pada asam amino dan peptida kecil. Pada tahun 1951,
mereka mengemukakan dua struktur polipeptida yang disebut heliks α dan lembar
berlipat β . Struktur ini berhubungan dengan pengaturan kedudukan ruang residu
asam amino dalam urutan linier. Heliks α merupakan struktur berbentuk batang.
Rantai polipeptida utama yang bergelung membentuk bagian dalam batang dan
rantai samping mengarah ke luar dari heliks.
Bentuk heliks α dimantapkan oleh ikatan
hidrogen antara gugus NH dan gugus CO pada rantai utama. Gugus CO setiap asam
amino membentuk ikatan hidrogen dengan gugus NH asam amino terletak pada empat
residu di depannya pada urutan linier. Berarti semua gugus CO dan gugus NH pada
rantai utama membentuk ikatan hidrogen. Tiap residu asam dengan residu
berikutnya sepanjang aksis heliks Gambar 2.10. Heliks α mempunyai jarak 1,5 o A
dengan rotasi 100°, sehingga terdapat 3,6 residu asam amino tiap putaran
heliks. Pada heliks α asam amino yang berjarak tiga dan empat pada urutan
linier akan terletak berseberangan dalam heliks sehingga tidak saling
berhubungan. Jarak antara dua putaran heliks α adalah perkalian jarak translasi
(1,5 o A ) dan jumlah residu pada setiap putaran 3,6 yang sama dengan 5,4 o A .
Arah putaran heliks seperti pada skrup dapat bersifat putar kanan (searah jarum
jam) dan putar kiri (berlawanan arah jarum jam) Heliks protein α bersifat putar
kanan. Kandungan heliks α dalam protein bervariasi luas mulai dari hampir tidak
ada sampai 100%. Misalnya, enzim kimotripsin tidak mengandung heliks α .
Kebalikannya, 75% protein mioglobin dan hemoglobin berbentuk heliks α . Panjang
untai tunggal heliks α biasanya kurang dari 45 o A . Tetapi dua atau lebih
heliks α dapat saling berpilin membentuk struktur yang stabil, dengan panjang
dapat mencapai 1000 o A (100 nm atau 0,1 m m ) atau lebih. Heliks α yang saling berpilin ditemukan pada
miosin dan tropomiosin otot, pada
fibrin gumpalan darah dan pada keratin rambut. Bentuk heliks pada protein ini
mempunyai peran mekanis dalam pembentukan berkas serat yang kaku seperti duri
landak. Sitoskeleton (penyangga bagian dalam) suatu sel mengandung banyak
filamen yang merupakan dua untai heliks α yang saling berpilin. Struktur heliks
α telah disimpulkan oleh Pauling dan Corey enam tahun sebelum struktur ini
terbukti pada mioglobin dengan pemeriksaan menggunakan sinar X. Uraian tentang
struktur heliks α ini merupakan peristiwa penting dalam sejarah biologi
molekuler sebab memperlihatkan bahwa konformasi rantai polipeptida dapat
diperkirakan bila sifat komponennya diketahui dengan teliti dan tepat.
Pauling dan Corey menemukan corak struktur
periodik yang lain yang dinamakan lembar berlipat β (disebut β sebab merupakan
struktur kedua yang mereka temukan sedangkan heliks α sebagai struktur
pertama). Lembar berlipat 0 berbeda dengan heliks a yang berbentuk batang.
Rantai polipeptida lembar berlipat β disebut untai β , berbentuk lurus
terentang tidak bergelung tegang seperti heliks α Jarak aksis antara asam amino
yang bersebelahan adalah 3,5A sedangkan pada heliks α adalah 1,5 A. Perbedaan
lain ialah pada lembar berlipat β distabilkan oleh ikatan hidrogen antara gugus
NH dan CO pada rantai polipeptida berlainan, sedangkan pada heliks α ikatan
hidrogen terdapat antara gugus NH dan CO pada rantai yang sama.
Rantai polipeptida yang bersebelahan pada
lembar berlipat β dapat searah (lembar β paralel) atau berlawanan arah (lembar
β antiparalel). Misalnya, fibroin sutra hampir seluruhnya terdiri dari tumpukan
lembar β antiparalel. Bagian lembar β seperti ini merupakan struktur yang
berulang pada banyak protein. Sering dijumpai unit struktur yang terdiri dari
dua sampai lima untai lembar β paralel atau antiparalel.
3. Struktur Tersier Struktur tersier
menggambarkan pengaturan ruang residu asam
amino yang berjauhan dalam urutan linier dan pola ikatan-ikatan disulfida.
Perbedaan antara struktur sekunder dan tersier tidaklah terlalu jelas (lihat
Gambar 2.15). Kolagen memperlihatkan tipe khusus suatu heliks dan merupakan
protein yang paling banyak ditemukan pada mamalia. Kolagen merupakan komponen
serat utama dalam kulit, tulang, tendon, tulang rawan dan gigi. Protein
ekstrasel ini mengandung tiga rantai polipeptida berbentuk heliks, yang
masing-masing sepanjang hampir 1000 residu. Urutan asam amino dalam kolagen
sangat beraturan: tiap residu ketiga hampir selalu glisin. Dibanding dengan
protein lain kandungan prolin dalam kolagen juga tinggi. Selanjutnya, kolagen
mengandung 4-hidroksiprolin yang jarang ditemukan dalam protein lain. Urutan
glisin-prolin-hidroksiprolin (Gly-ProHyp) sering kali dijumpai.
3000 o A dengan diameter hanya 15 o A .
Corak heliks dari gabungan ketiga rantai polipeptida, sama sekali berbeda
dengan heliks α dalam satu untai tidak ditemukan ikatan hidrogen. Tetapi,
masing-masing untai heliks kolagen distabilkan oleh daya tolak menolak cincin
pirolidin residu prolin dan hidroksiprolin. Dalam bentuk heliks ini yang lebih
terbuka daripada heliks yang terpilin tegang, cincin-cincin pirolidon berjauhan
letaknya. Ketiga untai polipeptida saling berbelit membentuk superheliks. Jarak
aksis tiap residu dalam superheliks adalah 2,9 o A dengan hampir tiga residu
pada tiap putaran. Ketiga untai heliks ini saling berikatan melalui ikatan
hidrogen. Sebagai donor hidrogen adalah gugus NH residu glisin dan gugus CO
residu pada rantai yang berlainan bertindak sebagai akseptor hidrogen. Gugus
hidroksil residu hidroksiprolin juga berperan pada pembentukan ikatan hidrogen.
Dengan ini dapat dimengerti mengapa glisin menempatkan diri pada tiap posisi
ketiga pada rentangan seribu residu yang membentuk heliks kolagen. Bagian dalam
heliks tiga untai ini sangat padat. Ternyata glisin merupakan satu-satunya
residu yang cocok pada bagian dalam. Karena ada tiga residu pada tiap putaran
heliks, maka tiap residu ketiga pada setiap untai tersebut haruslah glisin.
Residu asam amino bersebelahan dengan glisin terletak pada bagian luar untai
dan ruang ini cukup untuk residu prolin dan hidroksiprolin yang besar. Protein
yang terdiri atas lebih dari satu rantai polipeptida mempunyai tingkat
organisasi struktural tambahan. Masing-masing rantai polipeptida disebut sub
unit. Struktur kuarterner menggambarkan pengaturan sub unit protein dalam
ruang. Misalnya hemoglobin, terdiri atas dua rantai α dan dua rantai β. Susunan
sub unit hemoglobin pada tetramer ini berperan pada komunikasi antartempat
pengikatan O2, C O2, dan H+ yang berjauhan. Virus sangat memanfaatkan informasi
genetik yang terbatas dengan membentuk selubung yang terdiri dari sub unit-sub
unit yang sama secara berulang di dalam susunan yang simetris.
permasalahan
1. jeaskan apa itu ikatan peptida dan rantai polipeptida ?
2. apa yang dimaksud dengan dua struktur polipeptida yang disebut heliks α dan lembar berlipat
β ?
3. apa perbedaan antara struktur primer, sekunder dan tersier protein?